Friday 4 July 2014

Teknik Pengkodean

Pengkodean karakter, kadang disebut penyandian karakter, terdiri dari kode yang memasangkan karakter berurutan dari suatu kumpulan dengan sesuatu yang lain. Seperti urutan bilangan natural, octet atau denyut elektrik. Untuk memfasilitasi penyimpanan teks pada komputer dan transmisi teks melalui jaringan telekomunikasi. Contoh umum adalah sandi morse, yang menyandikan huruf alphabet ke dalam rangkaian tekanan panjang pendek dari kunci telegraf, serta ASCII, yang menyadikan huruf, numeral dan simbol-simbol lain, sebagai integrer dan versi biner 7-bit dari integrer tersebut, umumnya ditambah nol-bit untuk memfasilitasi penyimpanan dalam bita 8-bit (octet).
Dalam sistem komunikasi digital, pesan yang dikeluarkan oleh sumber umumnya dikompresikan menjadi bentuk lain yang lebih efisien. Proses tersebut dilakukan dalam source encoder, dimana informasi dari sumber dikonversikan menjadi deretan digit biner yang efisien dengan jumlah digit biner yang digunakan dibuat seminimal mungkin.
Dalam proses telekomunikasi, data tersebut harus dimengerti baik dari sisi pengirim maupun dari sisi penerima. Untuk mencapai hal tersebut, data harus diubah dalam bentuk khusus yaitu sandi untuk komunikasi data.
Berikut adalah sistem sandi yang biasa digunakan:
1.      ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
a.       Standar ini paling banyak digunakan
b.      Merupakan sandi 7 bit
c.       Terdapat 128 macam symbol yang dapat diberi sandi ini.
d.      Untuk transmisi asinkron terdiri dari 10 atau 11 bit, yaitu: 1 bit awal, 7 bit data, 1 bit paritas, 1 atau 2 bit akhir
2.      Sandi Baudot Code (CCITT alphabet No.2 / Telex Code)
a.       Terdiri dari 5 bit
b.      Terdapat 32 macam symbol
c.       Digunakan dua sandi khusus sehingga semua abjad dan angka dapat diberi sandi yaitu:
·         LETTERS (11111)
·         FIGURES (11011)
d.      Tiap karakter terdiri dari: 1 bit awal, 5 bit data dan 1 bit akhir
3.      Sandi 4 atau 8
a.         Sandi dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”
b.        Terdapat 70 karakter yang dapat diberi sandi ini.
c.         Transmisi asinkron membutuhkan 10 bit, yaitu: 1 bit awal, 8 bit data dan 1 bit akhir
4.      BCD (Binary Coded Decimal)
a.       Terdiri dari 6 bit
b.      Terdapat 64 kombinasi sandi
c.       Transmisi asinkron membutuhkan 9 bit, yaitu: 1 bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir
5.      EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
a.       Sandi 8 bit untuk 256 karakter
b.    Transmisi asinkron membutuhkan 11 bit, yaitu: 1 bit awal, 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir. 

Gambar 3.1 Teknik Pengkodean Data dan Modulasi

Keterangan :
Gambar 3.1a untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog, yang di-encode menjadi suatu sinyal digital x(t).
Gambar 3.1b untuk pensinyalan analog, input sinyal m(t) dapat berupa analog atau digital dan disebut sinyal pemodulasi atau sinyal baseband, yang dimodulasi menjadi sinyal termodulasi s(t). Dasarnya adalah modulasi sinyal carrier yang dipilih sesuai dengan medium transmisinya.

Ada empat kombinasi hubungan data dan sinyal, yaitu:
1.        Data digital, sinyal digital
Perangkat pengkodean data digital menjadi sinyal digital lebih sederhana daripada perangkat modulasi digital-to-analog.
2.        Data analog, sinyal digital
Konversi data analog ke bentuk digital memungkinkan pengguna perangkat transmisi dan switching digital.
3.        Data digital, sinyal analog
Beberapa media transmisi hanya bisa merambatkan sinyal analog, misalnya unguided media.
4.        Data analog, sinyal analog
Data analog dapat dikirimkan dalam bentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluran pelanggan PSTN.
-------------------------------------------------------------------------------------
A. Data Digital, Sinyal Digital
Data digital merupakan data yang memiliki deretan data yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Salah satu contoh data digital adalah teks. Permasalahannya adalah data tersebut tidak dapat langsung ditransmisikan dalam sistem komunikasi. Data tersebut harus terlebih dahulu diubah dalam bentuk biner.
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary atau digital ditransmisikan dengan mengkodekan bit-bit data kedalam elemen-elemen sinyal.
Faktor kesuksesan penerima dalam mengartikan sinyal yang datang:
a.       Ratio Signal to Noise (S/N)
Peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate.
b.      Kecepatan data (data rate)
peningkatan data rate akan meningkatkan bit  error rate (kecepatan error pada bit)
c.       Bandwidth : peningkatan bandwidth data meningkatkan data rate
Hubungan ketiga faktor tersebut adalah:
a.  Kecepatan data bertambah, maka kecepatan error pun bertambah, sehingga memungkinkan bit yang diterima error.
b.    Kenaikan S/N mengakibatkan kecepatan error berkurang.
c.   Lebar bandwidth membesar yang diperbolehkan, kecepatan data akan bertambah. 

2. Data Digital, Sinyal Analog
Transmisi data digital dengan menggunakan sinyal analog. Contoh umum yaitu public telephone network. Device yang dipakai yaitu modem (modulator demodulator) yang mengubah data digital ke sinyal analog (modulator) dan sebaliknya mengubah sinyal analog menjadi data digital (demodulator).
Tiga teknik dasar encoding atau modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog:
1.      ASK (Amplitude-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.3a.
2.      FSK (Frequency-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sementara sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.3b.
3.      PSK (Phase-shift keying)

Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula (misalnya tegangan 1 Volt dengan beda fasa 0 derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (yang sama dengan nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 Volt) dengan beda fasa yang berbeda (misalnya Tiga teknik dasar encoding atau modulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3



sumber : Dokument Universitas Sumatera Utara

0 comments:

Post a Comment