1. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur
pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil
usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem.
Zahar
Idris (1987) mengemukakan bahwa “Pendidikan Nasional sebagai suatu sistem
adalah karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai
hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau
perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional seperti
tercantum dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai sistem adalah totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama untuk mencapai
satu tujuan atau sekelompok tujuan dalam suatu lingkungan tertentu.
2. Komponen Pendidikan
a.
Tujuan
Sebagai suatu komponen pendidikan,
tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antara komponen-komponen
pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh
kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk
pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya
manusia yang utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri
(individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,
serta segi serba keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan
lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).
b.
Pendidik
Salah satu komponen penting dalam
pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep
pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di
sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang
tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal
maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
c.
Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai
subjek didik karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau
pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan
diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup
yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami
oleh pendidik adalah:
-
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis
yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
-
Individu yang sedang berkembang.
-
Individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
-
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
d.
Materi
Isi pendidikan/materi memiliki
kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan
perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal.
e.
Metode, Media dan Alat Pendidikan
Terdapat beberapa metode yang
dilakukan dalam mendidik,yaitu :
-
Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar
manusia. Metode ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik yang
menentukan segalanya.
-
Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari
dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap
bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.
Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
-
Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa
perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar.
Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi
harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan
anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
Disamping itu alat dan fasilitas
pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya
fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan akan
mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap
dengan alat-alat percobaannya, internet, buku sumber dan lain sebagainya.
f.
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan (enviroment): “meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan
cara tertentu mempengaruhitingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita”(Ngalis Purwanto,
1986:77).
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan
adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi individu, baik yang berasal dari
dalam diri individu (internal enviroment)
maupun yang berasal dari luar diri individu (external enviroment). Lingkungan dalam bagi sekolah sebagai lembaga
adalah segala sesuatu yang berada dalam kampus (kompleks) sekolah tersebut. Sedangkan
lingkungan luar bagi sekolah sebagai suatu lembaga adalah keluarga dan
masyarakat sekitar sekolah.
Lingkungan pendidikan meliputi
segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa
pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada
sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala
sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pembina
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.2006. Pengantar Pendidikan. Padang: UNP.
Adam, Darsan.
2013. Pendidikan Sebagai Sistem. Online.
(http://darsanadam.blogspot.com/, diakses tanggal 9 Maret 2014).
Izzazhoetd.
2011. Komponen-Komponen Pendidikan. Online.
(http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
Zuwaily. 2013.
Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Online. (http://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalam-sistem.html,
diakses tanggal 9 Maret 2014).
0 comments:
Post a Comment